Friday, August 19, 2016

Yuk kita Sedakah???

Hasil gambar untuk yuk sedekah


Perumpamaan (nafkash yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh butir, pada tiap-tiap butir, seratus biji, Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (Karunia-nya) lagi Maha Mengetahui" ( QS. Al Baraqah;261)

Kebaikan yang dikerjakan oleh setiap muslim akan diganjar Allah 10 kali lipat samapi 700 kali lipat. Tidak terkecuali bersedakah dan berinfak di jalan Allah SWT. Bersedekah termasuk ibadah yang bermanfaat bagi si pelaku dan objek yang menerima sedekah tersebut. 

Bersedakah itu tidak mengurangi harta, bahkan harta yang disedekahi akan membawa berkah. Hal itu dipraktekkan oleh Rasulullah saw seperti yang diriwayatkan oleh hakim bin hizam bahwa Rasulullah saw itu senang bersedekah tetapi beliau tidak mau menerima sedekah. 

Banyak orang masuk islam karena pemberian dari Rasulullah saw. Tetapi Annas bin Malik melaporkan bahwa mereka masuk islam di pagi hari disebabkan oleh dunia, di sore hari mereka telah berubah, dan justru mengeluarkan hartanya di jalan Allah SWT. 

Nabi Muhammad saw mengingatkan bahwa manusia senang membanggakan hartanya, sementara yang dia dapat menikmatinya hanya sedikit, barang yang dipakai akan usang,makanan yang dimakan menjadi  sari dan kotoran, dan yang disedekahkan di jalan Allah, itu saja yang tertinggal dan bermanfaat (HR.Muslim)

Alangkah beruntungnya orang yang mengerti terhadap amanat harta yang diembanya, sehingga dia tidak berkeberatan untuk menyalurkannya di jalan Allah, itulah harta yang berkah.

Wednesday, August 10, 2016

Tentang Kemuliaan Wanita

Hasil gambar untuk kemulian wanita

Assalamualaikum wr.wb

Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat ilahi Rabbi, atas karunia-Nya kita bisa sama-sama berkumpul dalam rangka thalabulilmi, mencari ilmu. Serta kita bisa bersilaturahmi, bertatap muka di majlis yang mulia ini dalam keadaan aman fi amanillah, sehat wal afiat. Mudah-mudah2an setiap derap langkah bisa membuahkan pahala bagi kita semua, bisa menjadi penghapus dosa dan pengangkat derajat di hadapan Allah Swt. 

Taklupa semoga shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw, kepada keluargnya, sahabatnya, para tabi'in,tabi'ut tabiahum, kepada kita semua,serta kepada seluruh umatnya hingga zaman yang menjadikannya sebagai uswatun hasanah, suri tauladan yang baik. 

Bapak,Ibu yang dirahmati Allah, Sesungguhnya agama islam sangat memuliakan dan mengagungkan kedudukan kaum perempuan, dengan menyamakan mereka dengan kaum laki-laki dalam mayoritas hukum-hukum syariat, dalam kewajiban bertauhid kepada Allah, menyempurnakan keimanan, dalam pahala dan siksaan, serta keumuman anjuran dan larangan dalam Islam. 

Allah Swt berfirman dalam surat QS. an-Nisa : 124 yang artinya :
"Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan sedang dia orang yang beriman, maka mereka itu akan masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya walau sedikitpun (QS an-Nisa;124)

Dalam ayat lain Allah swt berfirman yang artinya :

"Barangsiapa yang mengerjakan amal shaleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik (di dunia), dan sesungguhnya akan Kami berikan balasan kepada mereka (di akhirat) dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan ( QS an-Nahl: 97). 

Sebagaimana Islam juga sangat memperhatikan hak-hak kaum perempuan, dan mensyariatkan hukum-hukum yang agung untuk menjaga dan melindungi mereka. 

Syaikh Shaleh al-Fauzan berkata:"Wanita muslimha memiliki kedudukan (yang agung) dalam islam, sehingga disandarkan kepadanya banyak tugas (yang mulia dalam islam). Oleh karena itu nabi saw selalu menyampaikan nasehat-nasehat yang khusus bagi kaum wanita, bahkan beliau saw menyampaikan wasiat khusus tentang wanita dalam khutbah beliau di Arafah (ketika haji wada').

Tugas dan peran penting wanita.

Agungnya tugas dan peran wanita ini terlihat jelas pada kedudukannya sebagai pendidik pertama dan utama generasi muda Islam, yang dengan memberikan bimbingan yang baik bagi mereka, berarti telah mengusahakan perbaikan besar bagi masyarakat dan umat islam. Syaikh Muhammad bin Shaleh al-Utsaimin berkata, "Sesungguhnya kaum wanita memiliki peran yang agung dan penting dalam upaya memperbaiki (kondisi) masyarakat,hal ini karenakan (upaya) memperbaiki (kondisi) masyarakat itu ditempuh dari dua sisi:

- Yang pertama : perbaikan (kondisi) di luar (rumah), yang dilakukan di pasaar, mesjid dan tempat-tempat lainnya di luar (rumah). Yang perbaikan ini didominasi oleh kaum laki-laki, karena merekalah orang-orang yang beraktifitas di luar (rumah). 

- Yang kedua: perbaikan di balik dinding (di dalam rumah), yang ini dilakukan di dalam rumah. Tugas (mulia) ini umumnya disandarkan kepada kaum wanita, karena merekalah pemimpin/pendidik di dalam rumah, sebagaimana firman Allah swt kepada istri-istri Nabi SAW.

"Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu, dan janganlah kamu berhias dan bertingkah  laku seperti orang-orang jahiliyah yang dahulu, dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasulnya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait, dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya (QS.Al-Ahzaab:33). 

Oleh karena itu, tidak salah jika sekiranya kita mengatakan; Bahwa sesungguhnya kebaikan separuh atau bahkan lebih dari (jumlah) masyarakat disandarkan kepada kaum wanita. 

Demikian pidato agama islam yang singkat ini. Semoga ceramah agama Islam tentang kemulian wanita ini bermanfaat, dan jika ada kesalaha, maka hal itu karena khilaf dan kebodohan ilmu saya. mohon maaf atas segala kekuranganya. 

Monday, August 8, 2016

Kekuatan Sebuah Do'a

Hasil gambar untuk kekuatan doa

Ya Allah,jangan kembalikan aku ke keluarga ku dan limpahkanlah kepadaku kesyahidan.

Doa itu keluar dari mulut Amru bin Jamuh, ketika ia bersiap-siap mengenakan baju perang dan bermaksud berangkat bersama kaum Muslimin ke medan Uhud. Ini adalah kali pertama bagi Amru terjun ke medan perang, karena dia kakinya pincang. Di dalam Al-Quran disebutkan: "Tiada dosa atas orang-orang buta,atas orang-orang pincang dan atas orang sakit untuk tidak ikut berperang. (QS Al-Fath: 17).

Karena kepincangannya itu maka Amru tidak wajib ikut berperang, di samping keempat anaknya telah pergi ke medan perang. Tidak seorangpun menduga Amru dengan keadaany yang seperti itu akan memanggul senjata dan bergabung dengan kaum Muslimin lainnya untuk berperang. 

Sebenarnya, kaumnya telah mencegah dia dengan mengatakan: Sadarilah hai Amru, bahwa engkau pincang. Tak usahlah ikut berperang bersama Nabi saw. 

Namun Amru menjawab: Mereka semua pergi ke surga apakah aku harus duduk-duduk bersama kalian?

Meski Amru berkeras, kaum tetap mencegahnya pergi ke medan perang. Karena itu Amru kemudian menghadap Rasulullah Saw dan berkata beliau: Wahai Rasulullah. Kaumku mencegahku pergi berperang bersama Tuan. Demi Allah, aku ingin menginjak surga dengan kaki yang pincang ini. 

Engkau dimaafkan. Berperang tidak wajib atas dirimu.kata Nabi mengingatkan. 

Aku tahu itu, wahai Rasulullah. Tetapi aku ingin berangkat ke sana. Kata Amru tetap berkeras. 

Melihat semangat yang begitu kuat, Rasulullah kemudian bersabda kepada kaum Amru : Biarlah dia pergi.Semoga Allah menganugerahkan kesyahidan kepadanya.

Dengan terpincang-pincang Amru akhirnya ikut juga berperang di barisan depan bersama seorang anakna. Mereka berperang denga gagah berani, seakan-akan berteriak: Aku mendambakan surga, aku mendambakan mati ; sampai akhirnya ajal menemui mereka. 

Setelah perang usai, kaum wanita yang ikut ke medan perang semuanya peluang. Di antara mereka Adalah Aisyah. Di tengah perjalanan pulang itu Aisyah meihat Hindun,istri Amru bin Jamu sedang menuntun unta ke Madinah. Aisyah bertanya : Bagaimana beritanya?"

Baik-baik, Rasulullah selamat musibah yang ada ringan-ringan saja. Sedang orang-orang kafir pulang dengan kemarahan, jawab Hindun.

"Mayat siapakah di atas unta itu?"
"Saudaraku, anakku dan suamiku"
"Akan dibawa ke mana?"
"Akan dikubur di Madinah."

Setelah itu Hindun melanjutkan perjalanan sambil menuntun untanya ke arah Madinah. Namun untanya berjalan terseot-seot lalu merebah.

"Barangkali terlalu berat," kata. Aisyah.
"Tidak. Unta ini kuat sekali. Mungkin ada sebab lain. Jawab Hindun. 

Ia kemudian memukul unta tersebut sampai berdiri dan berjalan kembali, namun binatang itu berjalan dengan cepat ke arah Uhud dan lagi-lagi merebah ketika dibelokkan ke arah Madinah. Menyaksikan pemandangan aneh itu, Hindun kemudian menghadap kepada Rasulullah dan menyampaikan peristiwa yang dialaminya:

Hai Rasulullah. Jasad saudaraku, anakku dan suamiku akan kubawa dengan unta ini untuk dikuburkan di Madinah. Tapi binatang ini tak mau berjalan bahkan berbalik ke Uhud dengan cepat.

Rasulullah berkata kepada hindun: "Sungguh unta ini sangat kuat. Apakah suamimu tidak berkata apa-apa ketika hendak ke uhud?

Benar ya Rasulullah. Ketika hendak berangkat dia menghadap ke kiblat dan berdoa: Ya Allah, janganlah Engkau kembalikan aku ke keluargaku dan limpahkan  kepadaku kesyahidan. 

Karena itulah unta ini tidak mau berangkat ke Madinah. Allah swt tidak mau mengembalikan jasad ini ke madinah. kata beliau lagi. 

"Sesungguhnya diantara kamu sekalian ada orang-orang jika berdoa kepada Allah benar-benar dikabulkan. Diantara mereka itu adalah suamimu. Amru bin Jumuh, sambung Nabi.

Setelah itu Rasulullah memerintahkan agar ketiga jasad itu dikuburkan di Uhud. Selanjutnya beliau berkata kepada Hindun: "Mereka akan bertemu di surga. Amru bin Jumuh, suamimu: Khulad, anakmu, dan Abdullah,saudaramu."

Ya Rasulullah. Doakan aku agar Allah mengumpulkan aku bersama mereka; kata Hindun memohon kepada Nabi.

Friday, August 5, 2016

15 Petunjuk Menguatkan Iman

Hasil gambar untuk islam itu indah

Tak seorang bisa menjamin dirinya akan tetap terus berada dalam keimanan sehingga meninggal dalam keadaan khusnul khatimah. Untuk itu kita perlu merawat bahkan senantiasa berusaha menguatkan keimanan kita. Tulisan ini insya'allah membantu kita dalam usaha mulia itu.

Tsabat (kekuatan keteguhan iman) Adalah tuntutan asasi setiap muslim. karena itu tema ini penting dibahas. Ada beberapa alasan mengapa tema ini begitu sangat perlu mendapat perhatian serius.

Pertama, pada zaman ini kaum muslimin hidup di tengah berbagai macam fitnah,syahwat dan syubhat dan hal-hal itu sangat berpotensi menggerogoti iman. Maka kekuatan iman merupakan kebutuhan muthlak, bahkan lebih dibutuhakn dibanding pada masa generasi sahabat, karena kerusakan manusia di segala bidang telah menjadi fenomena umum.

Kedua, banyak terjadi pemurtadan dan konversi (perpindahan) agama. Jika pada awal kemerdekaan jumlah umat islam di indonesia mencapai 90% maka saat ini jumlah itu telah berkurang hampir 5%. Ini diperlukan jalan keluar, sehingga setiap muslim tetap memiliki kekautan iman.

Ketiga, Pembahasan masalah tsabat berkaitan erat dengan masalah hati. Padahal Nabi SAW bersabda :" Dinamakan hati karena ia (selalu) berbolak-balik. Perumpamaan hati itu bagaikan bulu yang ada di pucuk pohon yang diombang-ambingkan oleh angin (HR. Ahmad, Shahihul Jami no.2361)

Maka, mengukuhkan hati yang senantiasa berbolak-balik itu dibutuhkan usaha keras, agar hati tetap teguh dalam keimanan. dan sungguh Allah maha rahman dan rahim kepada hambanya.

Melalui Al Qur'an dan Sunnah Rasulnya ia memberikan petunjuk bagaiman cara mencapai tsabat. Berikut ini penjelasan 15 Petunjuk berdasarkan Al-Qur'an dan Sunnah untuk memlihara kekuatan dan keteguhan iman kita.

1. Akrab dengan Al Qur'an

Al Qur'an merupakan petunjuk utama mencapai tsabat. Al Qur'an adalah tali penghubung yang amat kokoh antara hamba dengan rabbnya. Siapa akrab dan berpegang teguh dengan Al Qur'an niscaya Allah memeliharanya, siapa mengikuti Al-Qur'an, niscaya Al Qur'an, niscaya Allah menunjukinya ke jalan yang lurus. Dalam hal ini Allah berfirman: "Orang-orang kafir berkata, mengapa Al Qur'an itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja? Demikianlah supaya kami teguhkan hatimu dengannya dan kami membacakannya secara tartil (teratur dan benar). (Al Furqan: 32-33)

Beberapa alasan mengapa Al Qur'an dijadikan sebagai sumber utama mencapai tsabat adalah: Pertama, Al Qur'an menanamkan keimanan dan mensucikan jiwa seseorang, karena melalui Al Qur'an, hubungan kepada Allah menjadi sangat dekat.

Kedua, ayat-ayat Al Qur'an diturunkan sebagai penentram hati, menjadi penyejuk dan penyelamat hati orang beriman sekaligus benteng dari hempasan berbagai badai fitnah. Ketiga, Al Qur'an menunjukkan konsepsi serta nilai-nilai yang dijamin kebenerannya. Karena itu, seorang mukmin akan menjadikan Al Qur'an sebagai ukuran kebeneran. Keempat, Al Qur'an menjawab berbagai tuduhan orang-orang kafir, munafik dan musuh islam lainnya. Seperti ketika orang-orang musyrik berkata, Muhammad ditinggalkan Rabbnya,maka turunlah ayat : "Rabbmu tidaklah meninggalkan kamu dan tidak pula benci kepadamu (Adl Dluha:2) (Syarh Nawawi,12/156)

Orang yang akrab dengan Al Qur'an akan menyandarkan semua perihalnya kepada Al-Qur'an dan tidak kepada perkataan manusia. Maka, betapa agung sekiranya penuntut ilmu dalam segala disiplinnya menjadikannya Al-Qur'an  berikut tafsirnya sebagai obyek utama kegiatannya menuntut ilmu.


2. Iiltizam (komitmen) terhadap syariat Allah

Allah berfirman: Allah mengeguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucappan yang teguh iitu dalam kehidupan di dunia dan akherat. Dan Allah menyesatkan orang yang zlhalim. Dan Allah berbuat apa saja yang ia kehendak .("Ibrahim: 27)

Di ayat lain Allah menjelaskan jalan mencapai tsabat yang dimaksud. Dan sesungguhnya kalau mereka melaksanakan pelajaran yang diberikan kepada mekeka, tentu hal demikikan itu lebaik baigi meraka dan lebhi meneguhkan (hati mereka tidak di atas : (AA Nisa : 6)


Karena itu, menjelaskan surat ibrahmi di atas Qadatah berkata- "adapun dalam kehidupan Allaj meneguhkan orang-orang beriman dengan kebiakan dan amal shalih sedang yang dimaksud dengan kehidupan akherat adalah alam kubur.

Maka jelas sekali. sangat mustahil orang-orang yang malas berbuat kebaikan dan amal shaleh diharapkan memiliki keteguhan iman. Karena itu, Nabi SAW senantiasa melakukan amal shaleh secara kontinyu, sekalipun amalan itu sedikit, demikian pula halnya dengan para sahabat. Komitmen untuk senantiasa menjalankan syariat islam akan membentuk kepribadian yang tangguh, dan iman pun menjadi teguh.

3. Mempelajari Kisah Para Nabi

Mempelajari kisah dan sejarah itu penting. Apakah lagi sejarah para Nabi. Ia bahkan bisa menguatkan iman seseorang. Secara khusus Allah menyinggung masalah ini dalam firmannya: Dan kami ceritakan kepadamu kisah-kisah para rasul agar dengannya kami teguhkan hatimu dan dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran, pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman". (Hud: 120)

Sebagai contoh, marilah kita renungkan kisah Ibrahim as yang diberikan dalam Al-Qur'an: mereka berkata bakarlah dia dan bantulah tuhan-tuhan kamu, jika kamu benar-benar hendak bertindak kami berfirman, hai apa menjadi dinginlah dan menjadi keselamatan bagi ibrahim. Mereka hendak berbuat makar terhadap ibrahim maka kami jadikan mereka itu orang-orang yang paling merugi. (Al Anbiya : 68-70)

Bukankah hati kita akan bergetar saat merenungi kronologi pembakaran nabi ibrahim sehingga ia selamat atas izin Allah ? Dan bukankah dengan demikian akan membuahkan keteguhan iman kita? Lalu, kisah nabi musa A.S yang tegar menghadapi kezhaliman fir'aun demi menegakkan agama Allah. Bukankah kisah itu mengingatkan kekerdilan jiwa kita dibanding dengan nabi musa? Tak sedikit umat isalam sudah merasa tak punya jalan karena kondisi ekomoni yang kurang menguntungkan misalnya sehingga mau saja disaat di ajak kolusi dan berbagai praktek syubhat lain oleh koleganya.
lalu kisah nabi fir'aun demi menegakkan agama Allah. bukankah kisah itu mengingatkan kekerdilan jiwa kita dibanding dengan nabi Musa ?

Tak sedikit umat islam sudah merasa tak punya jalan karena kondisi ekonomi yang kurang menguntungkan misalnya, sehingga mau saja saat kolusi dan berbagai praktek syubhat lain oleh koleganya. Lalu mereka mencari-cari alasan mengabsahkan tindakannya yang keliru.

Dan bukankah karena takut gertakan penguasa yang tiranik lalu banyak di antara umat islam (termasuk ulamanya) yang menjadi tuli, buta dan bisu sehingga tidak melakukan amar ma'ruf nahi mungkar? bahkan sebaliknya malah bergabung dan bersengkongkol serta melegitimasi status quo (menganggap yang ada sudah baik dan tak perlu diubah).

Bukankah dengan mempelajari kisah-kisah Nabi yang penuh dengan perjuangan menegakkan dan meneguhkan iman itu kita menjadi malu kepada diri sendiri dan kepada Allah? Kita mengharap surga tetapi bahkan hal dari perilaku kita yang menjauhinya. Mudahan-mudahan Allah menunjuk kita ke jalan yang diridhainy.

4. Berdo'a

Diantara sifat hamba-hamba Allah yang beriman adalah mereka memohon kepada Allah agar diberi keteguhan iman, seperti doa yang tertulis dalam firmanya: Ya Rabb, janganlah engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan setelah engkau beri petunjuk kepada kami ( Ali Imran : 8)

"Ya Rabb kami, berilah kesabaran atas diri kami dan teguhkanlah pendirian kami serta tolonglah kami dari orang-orang kafir." (Al Baqarah: 250)

Rasulullah S.A.W bersabda : "Sesungguhnya seluruh hati Bani Adam terdapat di antara dua jari dari jemari Ar Rahman (Allah), bagaikan satu hati yang dapat Dia palingkan ke mana saja Dia kehendaki. ( HR. Muslim dan Ahmad)

Agar hati tetap teguh maka Rasulullah SAW banyak memanjatkan doa berikut ini terutama pada waktu duduk takhiyat akhir dalam shalat. "Wahai (Allah) yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku pada din-mu." (HR.Turmudzi)

Banyak lagi do'a-do'a lain tuntunan Nabi S.A.W agar kita mendapat keteguhan iman. Mudah-mudahan kita senantiasa tergerak hati untuk berdoa utamanya agar iman kita diteguhkan saat menghadapi berbagai uji kehidupan.

5. Dzkir Kepada Allah

Dzikir kepada Allah merupakan amalan yang paling ampuh untuk mencapai tsabat. karena pentingnya amalan dzikir maka Allah memadukan antara dzikir dan jihad, sebagaimana tersebut dalam firmannya : "Hai orang-orang yang beriman, bila kamu memerangi pasukan (musuh) maka berteguh hatilah kamu dan dzikirlah kepada Allah sebanyak-banyaknya. (Al Anfal:45)

Dalam ayat tersebut, Allah menjadikan dzikrullah sebagai amalan yang amat baik untuk mencapai tsabat dalam jihad. Ingatlah yusuf a.s, Dengan apa ia memohon bantuan untuk mencapai tsabat ketika menghadapi fitnah rayuan seseorang wanita cantik dan berkedudukan tinggin? bukankah dia berlindung dengan kalimat ma'adzallah (aku berlindung kepada Allah), lantas gejolak syahwatnya reda?

Demikianlah pengaruh dzikrullah dalam memberikan keteguhan iman kepada orang-orang yang beriman.

6. Menempuh Jalan Lurus

Allah berfirman: Dan bahwa ( yang kami perintahkan ) ini adalah jalanku yang lurus, maka ikutilah dia dan jangan mengikuti jalan-jalan (lain) sehingga menceraiberaikan kamu dari jalannya. (Al An'an: 153)

Dan Rasulullah S.A.W mensinyalir bahwa umatnya bakal terpecah-pecah menjadi 73 golongan, semuanya masuk neraka kecuali hanya satu golonganyang selamat ( HR.Ahmad Hasan )

Dari sini kita mengetahui, tidak setiap orang yang mengaku muslim mesti berada di jalan yang benar. Rentang waktu 14 abad dari datangnya islam cukup banyak membuat terkotak-kotaknya pemahaman keagamaan. Lalu,jalan manakah yang selamat dan benar itu?

Dan, pemahaman siapakah yang mesti kita ikuti dalam praktek keberagamaan kita ? berdasarkan banyak keterangan ayat dan hadist jalan yang benar dan selamat itu adalah jalan Allah dan Rasulnya. Sedangkan pemahaman agam yang autentik kebenarannya adalah pemahaman berdasarkan keterangan rasul s.a.w kepada para sahabatnya ( HR.Turmudzi,hasan)

Itulah yang mesti kita ikuit, tidak penafsiran-penafsiran agama berdasarkan akal manusia yang tingkat kedalaman dan kecerdasaannya majemuk dan terbatas.Tradisi pemahaman itu selanjutnya dirawat oleh para tabi'in dan para imam shalihin. 

Paham keagamaan inilah yang dalam terminologi (istilah) Islam selanjutnya dikenal dengan paham ahlus sunnah wal jamaah. Atau sebagaian menyebutnya dengan pemahaman para salafus shalih. 

Orang yang telah mengikuti paham Ahlus Sunnah wal Jamaah akan tegar dalam menghadapi berbagai keanekaragaman paha,sebab mereka telah yakin akan kebenaran yang di ikutinya.Berbeda dengan yang yang berada di luar Ahlus Sunnah wal Jamaah , mereka akan senantiasa bingung dan ragu. 

Berpindah dari suatu lingkungan sesat ke lingkungan bid'ah, dari filsafat ke ilmu kalam,dari mu'tazilah ke ahli tahrif, dari ahli ta'wil ke mur'jiah, dari thariqat yang satu ke thariqat yang lain dan seterusnya. Disinilah pentingnya kita berpegang teguh dengan manhaj (jalan) yang benar sehingga iman kita akan tetap kuat dalam situasi apapun. 

7. Menjalani Tarbiyah

Tarbiyah (pendidikan) yang semestinya dilalui oleh setiap muslim cukup banyak. Paling tidak ada empat macam :

     a. Tarbiyah Imaniya
         yaitu pendidikan untuk menghidupkan hati agar memiliki rasa khauf (takut), raja (pengharapan) dan 
         mahabbah (kecintaan) kepada Allah serta untuk menghilangkan kekeringan hati yang disebabkan oleh
         jauhnya dari Al Qur'an an sunnah.

     b. Tarbiyah Ilmiyah
         yaitu pendidikan keilmuan berdasarkan dalil yang benar dan menghindari taqlid buta yang tercela. 

     c. Tarbiyah Wa'iyah
         yaitu pendidikan untuk mempelajari siasat orang-orang yang jahat, langkah dan strategi musuh Islam
         serta fakta dari berbagai peristiwa yang terjadi berdasarkan ilmu dan pemahaman yang benar. 

     d. Tarbiyah Mutadarrijah
         Yaitu pendidikan bertahap, yang membimbing seorang muslim setingkat demi setingkat menuju 
         kesempurnaannya, dengan program dan perencanaan yang matang. Bukan tarbiyah yang dilakukan
         dengan terburu-buru dan asal jalan. 

itulah beberapa tarbiyah yang diberikan rasul kepada para sahabatnya. Berbagai tarbiyah itu menjadikan para sahabat memiliki iman baja, bahkan membentuk mereka menjadi generasi terbaik sepanjang masa.

8. Meyakini Jalan yang Ditempuh

Tak dipungkiri bahwa seorang muslim yang bertambah keyakinannya terhadap jalan yang ditempuh yaitu  Ahlus Sunnah wal Jamaah maka bertambah pula tsabat (keteguhan iman) nya. Adapun di antara usaha yang dapat kita lakukan untuk mencapai keyakinan kokoh terhadap jalan hidup yang kita tempuh adalah : 

Pertama, kita harus yakin bahwa jalan lurus yang kita tempuh itu adalah jalan para nabi, shiddiqien,ulama, syuhada dan orang-orang yang shalih. 

Kedua, kita harus merasa sebagai orang-orang yang terpilih karena kebenaran yang kita pegang, sebagai mana firman Allah: " Segala puji bagi Allah dan kesejahteraan atas hamba-hambanya yang ia pilih. (QS. 27 : 59 ). 

Bagaimana perasaan kita seandainya Allah menciptakan kita sebagai benda mati, binatang, orang kafir, penyeru bid'ah, orang fasik, orang Islam yang tidak mau berdakwah atau da'i yang sesat ? Mudah-mudahan kita berada dalam keyakinan yang benar yakni sebagai Ahlus Sunnah wal Jamaah yang sesungguhnya. 

9. Berdakwah

Jika tidak digerakkan, jiwa seseorang tentu akan rusak. Untuk menggerakkan jiwa maka perlu dicarikan medan yang tepat. Di antara medan pergerakan yang paling agung adalah berdakwah. Dan berdakwah merupakan tugas para rasul untuk membebaskan manusia dari adzab Allah. 

Maka tidak benar jika dikatakan, fulan itu tidak ada perubahan. Jiiwa manusia, bila tidak disibukkan oleh ketaatan maka dapat dipastikan adak disibukkan oleh kemaksiatan. Sebab, iman itu bisa bertambah dan berkurang. 

Jika seorang dai menghadapi berbagai tantangan dari ahlul bathil dalam perjalnanan dakwahnya, tetapi ia tetap terus berdakwah maka Allah akan semakin menambah dan mengokohnya keimananya. 

10. Dekat dengan Ulama

Rasulullah S.A.W bersabda;" Di antara manusia ada orang-orang yang menjadi kunci kebaikan dan penutup kejahatan" ( HR. Ibnu Majah, No.237, hasan )

Senantiasa bergaul dengan ulama akan semakin menguatkan iman seseorang. Tercatat dalam sejarah bahwa berbagai fitnah telah terjadi dan menimpa kaum muslimin, lalu Allah meneguhkan iman kaum muslimin melalui ulama. Di antaranya seperti diutarakan Ali bin Al Madini Rahimahullah : " Di hari riddah (permurtadan) Allah telah memuliakan dini ini dengan Abu Bakar dan hari mihnah (ujian) dengan Imam Ahmad. 

Bila mengalami kegundahaan dan problem yang dahysat Ibnul Qayyim mendatangi Syaikhul Islam Ibnu Taimyah untuk mendengarkan berbagai nasehatnya. Serta merta kegundahannya pun hilang berganti dengan kelapangan dan keteguhan iman (Al Wabilush Shaib, hal. 97)

11. Menyakini Pertolongan Allah

Mungkin pernah terjadi, seseorang tertimpa musibah dan meminta pertolongan Allah, tetapi pertolongan yang di tunggu-tunggu itu tidak kunjung datang, bahkan yang dialaminya hanya bencana dan ujian. Dalam keadaan seperti ini manusia banyak membutuhkan tsabat agar tidak berputus asa. 

Allah berfirman: Dan berapa banyak nabi yang berperang yang diikuti oleh sejumlah besar pengikutnya yang bertaqwa, mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, tidak lesu dan tidak pula menyerah ( kepada musuh). Dan Allah menyukai orang-orang yang sabar. 

Tidak ada do'a merekea selain ucapan, Ya Rabb kami, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebihan dalam urusan kami. Tetapkanlah pendirian kami dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir. Karena itu Allah memberikan kepada mereka pahala di dunia dan pahala yang baik di akherat. (Ali Imran: 146-148)

12. Mengetahui Hakekat Kebatilan

Allah berfirman: "Janganlah sekali-kali kamu terpedaya oleh kebebasan orang-orang kafir yang bergerak dalam negeri ( Ali Imran : 196)

"Dan demikianlah kami terangkan ayat-ayat Al Qur'an (supaya jelas jalan orang-orang shaleh) dan supaya jelas (pula) jalan orang-orang yang berbuat jahat ( musuh-musuhan islam)." (Al An'am: 55)

"Dan Katakanlah, yang benar telah datang dan yang batil telah sirna, sesungguhnya yang batil itu pastilah lenyap." (Al Isra: 81)

Berbagai keterangan ayat diatas sungguh menentramkan hati setiap orang beriman. Mengetahui bahwa kebatilan akan sirna dan kebenaran akan menang akan mengukuhkan seseorang untuk tetap teguh berada dalam keimanannya. 

13. Memiliki Akhlak Pendukung Tsabat

Akhlak pendukung tsabat yang utama adalah sabar. Sebagaimana sabda Nabi S.A.W. Tidak ada suatu pemberian yang diberikan kepada seseorang yang lebih baik dan lebih luas daripada kesabaran. (HR.Al Bukhari dan Muslim .

Tanpa kesabaran iman yang kita miliki akan mudah terombang-ambingkan oleh berbagai musibah dan ujian. Karena itu, sabar termasuk senjata utama mencapai tsabat. 

14. Nasehat Orang Shalih

Nasehat para shalihin sungguh amat penting artinya bagi keteguhan iman. Karena itu, dalam segala tindakan yang akan kita lakukan hendaklah kita sering-sering meminta nasehat mereka. Kita perlu meminta nasehat orang-orang shalih saat mengalami berbagai ujian, saat diberi jabatan,saat mendapat rezeki yang banyak dan lain-lain. 

Bahkan seorang sekaliber Imam Ahmad pun, beliau masih perlu mendapat nasehat saat menghadapi ujian berat oleh intimidasi penguasa yang tiranik. Bagaimana pula halnya dengan kita ?

15. Merenungi Nikmatnya Surga

Surga adlaah tempat yang penuh dengan kenikmatan, kegembiraan dan suka cita. Ke sanalah tujuan pengembaran kaum muslimin. Orang yang menyakini adanya pahala dan surga niscaya akan mudah menghadapi berbagai kesulitan. Mudah pula baginya untuk tetap tsabat dalam keteguhan dan kekautan imannya. 

Dalam meneguhkan iman para sahabat, Rasulullah S.A.W sering mengingatkan mereka dengan kenikmatan Surga. Ketika melewati Yasir, istri dan anaknya Ammar yang sedang disiksa oleh kaum musrikin beliau mengatakan: "Bersabarlah wahai keluarga Yasir,  tempat kalian nanti adalah surga" (HR.Al Hakim/III/333,hasan shahih)

Mudah-mudahan kita bisa merawat dan terus-menerus meneguhkan keimanan kita sehingga Allah menjadikan kita khusnul khatimah. amiin

Anda Terkena Diabetes? Ini Solusinya,,,Klik!