Wednesday, July 27, 2016

Jangan Sedih Kala Musibah Menimpa

Hasil gambar untuk islam itu indah

Allah SWT berfirman,artinya : "Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan,kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar,(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan  "Innaa lillahi wa innaa ilaihi raaji'uun".

Mereka itulah yang mendapatkan keberkataan yang sempurna dan rahmat dari rabbnya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS.Al-Baqarah 155 - 157).

Di dalam musnad Imam Ahmad, Nabi Saw bersabda ; Tidaklah seorang hamba yang ditimpa musibah mengucapkan, Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un. ya Allah berilah aku pahala dalam musibahku ini dan gantilah untukku dengan sesuatu yang lebih baik, kecuali Allah akan memberikan pahala dalam musibahnya dan akan memberikan kepadannya ganti yang lebih baik. ( HR.Ahmad 3/27 )

Kita Milik Allah dan kembali kepadanya

Jika seseorang hamba benar-benar menyadari bahwa dirinya adalah milik Allah SWT dan akan kembali kepadanya maka dia akan terhibur tatkala tertimpa musibah. Kalimat istirja ini merupakan penyembuh dan obat paling mujarab bagi orang yang sedang tertimpa musibah. 

Dia memberikan manfaat baik dalam waktu dekat maupun di waktu yang akan datang. Kalimat tersebut memuat dua prinsip yang sangat agung. Jika seseorang mampu merealisasikan dan memahami keduanya maka dia akan terhibur dalam setiap musibah yang menimpanya.

Dua prinsip pokok tersebut adalah:

Pertama; bahwasanya manusia,keluarga dan harta pada hakikatnya adalah milik Allah SWT. Dia bagi manusia tidak lebih hanya sebagai pinjaman atau titipan, sehingga jika Allah SWT mengambilnya dari seseorang maka ia ibarat seorang pemilik barang yang sedang mengambilnya dari si peminjam. 

Demikian juga manusia diliputi oleh ketidakpunyaan, sebelumnya (ketika lahir) dia tidak memiliki apa-apa dan setelahnya (ketika mati) ia pun tidak memiliki apa-apa lagi. 

Dan segala sesuatu yang dimiliki oleh seorang hamba tidak lebih hanya seperti barang pinjaman dan titipan yang bersifat sementara. Seorang hamba juga bukanlah yang telah menjadikan dirinya memiliki sesuatu setelah sebelumnya tidak punya. 

Dan diapun bukanlah menjadi penjaga terhadap segala miliknya dari kebinasaan dan kelenyapan, dia tak mampu untuk menjadikan miliknya tetap terus abadi. Apapun usaha seorang hamba tidak akan mampu untuk menjadikan miliknya kekal abadi, tidak akan mampu menjadikan dirinya sebagai pemilik hakiki.

Dan juga seseorang itu harus membelanjakan miliknya berdasarkan perintah pemiliknya, memperhatikan apa yang diperintahkan dan apa yang dilarang. Dia membelanjakan bukan sebagai pemilik, karena Allah lah sang pemilik, maka tidak boleh baginya membelanjakan titipan itu kecuali dalam hal-hal yang sesuai dengan kehendak pemilik yang hakiki.

Kedua; Bahwa kesudahan dan tempat kembali seorang hamba adalah kepada Allah pemilik yang haq, Dan seseorang sudah pasti akan meninggalkan dunia ini lalu menghadap Allah SWT sendiri-sendiri sebagaimana ketiak diciptakan pertama kali, tidak memiliki harta tidak membawa keluarga dan anak istri. Akan tetapi manusia menghadap Allah dengan membawa amal kebaikan dan keburukan. 

Jika awal mula dan kesudahan seroang hamba adalah demikian maka bagaimana dia akan berbangga-bangga dengan apa yang dia miliki atau berputus asa dari apa yang tidak milikinya.

Maka memikirkan bagimana awal dirinya dan bagaimana kesudahannya nanti adalah merupakan obat paling manjur untuk mengobati sakit dan kesedihan. Demikian juga dengan mengetahui secara yakin bahwa apa yang akan menimpanya pasti tidak akan meleset atau luput dan begitu juga sebaiknya. 

Allah swt berfirman, artinya :
"Tiada sesuatu bencanapun yang menimpa di bumi dan ( Tidak pula ) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (lauhul mahfuzh) sebelum kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. 

(kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang lupu dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikannya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri (QS.Al-Hadid:22-23)

Lihat Nikmat yang tersisa

Termasuk salah satu terapi dalam menghadapi musibah adalah dengan cara melihat seberapa musibah dan seberapa besar nikmat yang telah diterima. Maka akan didapati bahwa Allah SWT masih menyisakan baginya yang semisal dengannya, atau malah lebih baik lagi. 

Dan jika seseorang bersabar dan ridha maka Allah SWT akan memberikan sesuatu yang lebih baik dan besar daripada apa yang hilang dalam musibah, bahkan mungkin dengan berlipat-lipat ganda. dan jika Allah SWT menghendaki maka akan menjadikan lebih dan lebih lagi dari yang ada. 

Musibah menimpa semua orang

Merupakan obat yang sangat bermanfaat di kala musibah sedang menimpa adalah dengan menyadari bahwa musibah itu pasti dialami oleh semua orang. Cobalah dia menengok ke kanan, maka akan didapati di sana orang yang sedang diberi ujian, dan jika menengok ke kiri maka di sana ada orang yang sedang  di timpa kerugian dan malapetaka. 

Dan seorang yang berakal kalau mau memperhatikan sekelilingnya maka dia tidak akan mendapati kecuali di sana pasti ada ujian hidup, entah denga hilangnya barang atau orang yang dicintai atau menemui sesuatu yang tidak mengenakan dalam hidup. 

Kehidupan dunia tidak lain adalah ibarat kembannya tidur atau bayang-bayang yang pasti lenyap. Jika dunia mampu membuat orang tersenyum sesaat maka dia mampu mendatangkan tangisan yang panjang. Jika ia membuat bahagia dalam sehari maka ia pun membuat duka sepanjang tahun. 

Kalau ini memberikan sedikit maka suatu saat akan menahan dalam waktu yang lama. Tidaklah suatu rumah dipenuhi dengan keceriaan kecuali suatu saat akan dipenuhi pula dengan duka. 

Ibnu Mas'ud RA berkata : Pada setiap kegembiraan ada duka, dan tidak ada satu rumah pun yang penuh dengan kebahagiaan kecuali akan dipenuhi pula dengan kesedihan. Berkata pula Ibnu Sirin, "Tidak akan pernah ada senyum melulu, kecuali setelanya pasti akan ada tangisan.

Hindun binti An an-nu'man berkat " kami melihat bahwa kami adalah termasuk orang yang paling mulia dan memiliki harta paling banyak, kemudian matahari belum sampai terbenam sehingga kami telah menjadi orang yang paling tidak punyak apa-apa

Dan merupakan hak Allah SWT bahwa tidaklah dia memenuhi suatu rumah dengan kebahagian, kecuali akan mengisinya pula dengan kesedihan. Dan ketika seseorang bertanya tentang apa yang menimpanya maka dia mengatakan, Kami pada suatu pagi, tidak mendapati seseorang pun di arab kecuali berharap kepada kami, kemudian kami di sore harinya tidak mendapati mereka kecuali menaruh belas kasihan kepada kami".

Keluh Kesah Melipatgandakan Penderitaan

Di antara obat untuk menghadapi musibah adalah dengan menyadari bahwa keluh kesah tidak akan dapat menghilangkan musibah. Bahkan hanya akan menambah serta melipatgandakn sakit  dan penderitaan. 

Musibah Terbesar Adalah Hilangnya Kesabaran

Termasuk obat ketiak tertimpa musibah adalah dengan mngetahui bahwa hilangnya kesabaran dan sikap berserah diri adalah lebih besar dan lebih berbahaya daripada musibah itu sendiri. Karena hilangnya kesabaran akan menyebabkan hilangnya keutamaan berupa kesejahteraan, rahmat dan hidayah yang Allah SWT kumpulkan tiga hal itu dalam sikap sabar dan istirja (mengembalikan urusan kepada Allah)



Tuesday, July 26, 2016

Ciri-ciri Orang Yang Matang Beragama Islam

Hasil gambar untuk Ajaran islam


Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, yaitu orang-orang yang khusyu dalam sembahyangnya, dan orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna dan orang-orang yang menunaikan zakat, dan orang-orang yang menjaga kemaluannya kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki. 

Maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiad tercela. Barangsiapa mencari yang di balik itu, maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat ( yang dipikulnya ) dan janjinya, dan orang-orang yang memelihara shalat. Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi (QS. Al-Mu'minun :1-10)

Ilmu Jiwa agama adalah suatu bidang disipilin ilmu yang berusaha mengeksplorasi perasaan dan pengalaman dalam kehidupan seseorang. Penelitian itu didasarkan atas dua hal yaitu sejauh mana kesadaran beragama dan pengalaman beragama

Apabila standar itu kita coba terapkan pada seseorang yang secara spesifik beragama islam, maka akan kita lihat beberapa standar diantaranya Al - Qur'an dan As - Sunnah dan penjelasaan para ulama. 

Al-Qur'an

Kriteria yang diberikan oleh Al-Qur'an bagi mereka yang dikategorikan orang yang matang beragama islam cukup bervariasi. Seperti pada sepuluh ayat pertama pada surat Al-Mu'minun dan bagian akhir dari surah Al-Furqan. 

- Mereka yang khusyu shalatnya
- Menjauhkan diri dari (perbuatan-perbuatan) tiada berguna
- Menunaikan zakat
- Menjaga kemaluannya kecuali kepada isteri-isteri yang sah
- Jauh dari perbuatan melampaui batas ( zina, homoseksual, dan lain-lain)
- Memelihara amanat dan janji yang dipikulnya
- Memelihara shalatnya (QS.Al-Mu'minun :1-10)
- Merendahkan diri dan bertawadlu
- Menghidupkan malamnya dengan bersujud (Qiyamullail)
- Selalu takut dan meminta ampunan agar terjauh dari jahanam
- Membelanjakan hartanya secara tidak berlebihan dan tidak pula kikir
- Tidak menyekutukan allah, tidak membunuh, tidak berzina
- Tidak menyekutukan allah, tidak membunuh, tidak berzina

Suka bertaubat, tidak memberi persaksian palsu dan jauh dari perbuatan sia-sia, memperhatikan Al-Qur'an, bersabar, dan mengharap keturunan yang bertaqwa (QS. Al-Furqan : 63 - 67)

AS-Sunnah

Rasulullah SAW memberikan batas minimal bagi seseorang yang disebut muslim itu apabila muslim-muslim lain merasa aman dari lidah dan tangannya (HR.Muslim). Sementara ciri-ciri lain disebutkan cukup banyak bagi orang yang meningkatkan kualitas keimanannya. 

Sehingga tidak jarang Nabi SAW menganjurkan dengan cara peringatan, seperti : Barangsiapa beriman kepada Allah dan rasulnya hendak dia mencintai saudaranya sebagaimana dia mencintai diri sendiri ( HR. Bukhari)

Tidak beriman seseorang sampai tetangga merasa aman dari gangguannya (HR. Bukhari dan Muslim ) Tidak beriman seseorang kepada Allah sehingga dia lebih mencintai Allah dan Rasulnya dari pada kecintaannya (HR.Muslim)

Dengan demikian petunjuk-petunjuk itu mengarahkan kepada seseorang yang beragama islam agar dia menjaga lidah dan tangannya sehingga tidak menganggu orang lain, demikian juga dia menghormati tetanngganya, saudara sesama muslim dan sangat mencintai Allah dan Rasulnya. 

Ringkas kata, dia berpedoman kepada petunjuk Al-Qur'an dan mengikuti contoh praktek Rasulullah SAW, Sehingga dia betul-betul menjaga hubungan "Hablum Minallah" dan hablum Minannas 

Peringatan sahabat Ali Ra klimak orang ciri keagamaannya matang adalah apabila orang tersebut bertaqwa kepada Allah SWT dan inti taqwa ada empat menurut Ali R.A

 Mengamalkan isi Al-Qur'an

Mempunyai rasa takut kepada Allah sehingga berbuat sesuai dengan perintahnya dan meninggalkan larangan-nya merasa puas dengan pemberian atau karunia Allah SWT meskipun terasa sedikit persiapan untuk menjelang kematian dengan meningkatkan kualitas keimanan dan amal shaleh

sedangkan Ibnul Qoyyim, ulama abad ke 7, menyebutkan 9 kriteria bagi orang yang matang beragama islamnya. Dia terbina keimanannya yaitu selalu menjaga fluktualitas keimanannya agar selalu bertambah kualitasnya. 

Dia terbina perasaanya sehingga segala ungkapan perasaan ditujukan kepada Allah, senang atau benci, marah atau rela, semuanya karena allah. 

Dia terbina akhalknya dimana kepribadiannya di bangun di atas pondasi akhlak mulia sehingga kalau berbicara dia jujur, bermuka manis, menyantuni yang tidak mampu, tidak menyakiti orang lain dan berbagai akhlak mulia

Dan terbina kemasyarakatanya karena menyadari sebagai makhluk sosial, dia harus memperhatikan lingkungan sehingga dia berperan aktif mensejahterakan masyarakat baik intelektualitasnya, ekonominya, kegotong-royongannya, dan lain-lain. 

Dia terbina kemaunnya sehingga tidak mngumbar kemaunannya ke arah yang distruktif tetapi justru di arahkan sesuai dengan kehendak Allah. Kemauan yang mendorongnya selalu beramal shaleh 

Dia terbina kesehatan badannya karena itu dia memberikan hak-hak badan untuk ketaatan kepada Allah karena Allah Rasulullah SAW bersabda : Orang mukmin yang kuat itu lebih baik dan dicintai Allah daripada mukmin yang lemah (HR.Ahmad)

Dia terbina nafsu seksualnya yaitu diarahkan kepada perkawinan yang dihalalkan Allah SWT sehingga dapat menghasilkan keturunan yang dihalalkan Allah SWT sehingga dapat menghasilkan keturunan yang shaleh dan bermanfaat bagi agama dan negara. 

Demikin secara ringkas kami paparkan kriteria ideal untuk mengetahui dan mengukur sejauh mana kematangan beragama islam seseorang. Sengaja kami batasi agama islam karena pembahasan ciri-ciri beragama secara umum terlalu luas. Dan perlu kita ingat dalam kondisi masyarakat yang komplek dengan problematika kehidupannya, maka sungguh orang yang beragamalah yang akan terhindar dari penyakit stress.


Monday, July 25, 2016

Keberkehan Hidup

Hasil gambar untuk islam itu indah

Setiap orang tentu ingin memperoleh keberkahan dalam hidupnya di dunia ini. Karena itu kita selalu berdo'a dan meminta orang lain mendo'akan kita agar segala sesuatu yang kita miliki dan kita upayakan memperoleh keberkahan dari Allah SWT. 

Secara harfiyah, berkah berarti nama waz ziyadah yakni tumbuh dan bertambah, ini berarti berkah adalah kebaikan yang bersumber dari Allah yang ditetapkan terhadap sesuatu sebagaimana mestinya sehingga apa yang diperoleh dan dimiliki akan selalu berkembang dan bertambah besar manfaat kebaikannya. Kalau sesuatu yang kita miliki membawa pengaruh negatif, maka kita berarti tidak memperoleh keberkahan yang diidamkan itu. 

Namun, Allah swt tidak sembarangan memberikan keberkahan kepada manusia. Ternyata, Allah hanya akan memberi keberkahaan itu kepada orang yang beriman dan bertaqwa kepada-nya. Janji Allah untuk memberikan keberkahaan kepada orang yang beriman dan bertaqwa dikemukan dalam firman-nya yang artinya: Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat kami) itu, maka kami siksa mereka disebabkan perbuatannya (QS.7:96).

Apabila manusia, baik secara pribadi maupun kelompok atau masyarakat memperoleh keberkahan dari Allah Swt, maka kehidupannya akan selalu berjalan dengan baik, rizki yang diperolehnya cukup banyak melimpah, sedang ilmu dan amalnya selalu memberi manfaat yang besar alam kehidupan. Disini lah letak pentingnya bagi kita memahami apa sebenarnya keberkahan itu agar kita berusaha semaksimal mungkin untuk meraihnya.

BENTUK KEBERKAHAN

Secara umum, keberkahan yang diberikan Allah kepada orang-orang yang beriman bisa kita bagi kedalam tiga bentuk. Pertama. Berkah dalam keturunan, yakni dengan lahirnya generasi yang shaleh. Generasi yang shaleh adalah yang kuat imannya, luas ilmunya dan banyak amal shalehnya, ini merupakan sesuatu yang amat penting, apalagi terwujudnya generasi yang berkualitas memang dambaan setiap manusia. 

Kelangsungan islam dan umat islam salah satu faktornya adalah adanya topangan dari generasi yang shaleh. Generasi semacam itu juga memiliki jasmani yang kuat, memiliki kemandirian termasuk dalam soal harta dan bisa menjalni kehidupan dengan sebaik-baiknya.

Keberkahan semacam ini telah diperoleh Nabi Ibrahim as dan keluarganya yang ketika usia mereka sudah begitu tua ternyata masih dikarunia anak, bahkan tidak hanya Ismail yang shaleh, sehat dan cerdas, tapi juga ishak dan yakup, Di dalam Al-Qur'an keberkahan semacam ini diceritakan oleh Allah yang artinya : Dan isterinya berdiri (Di balik tirai) lalu dia tersenyum.

Maka kami sampaikan kepadanya berita gembira tentang kelahiran Ishak dan dari Ishak (akan lahir puteranya ) ya'kub. Isteriya berkata Sungguh mengherankan, apakah aku akan melahirkan anak, padahal aku adalah perempuan seorang perempuan tua, dan ini suamiku pun dalam keadaan yang sudah tua pula ?

Sesungguh ini benar-benar suatu yang sangat aneh". Para malaikat itu berkata: " Apakah kamu merasa heran tentang ketetapan Allah ? ( itu adalah ) rahmat Allah dan keberkatan-nya, dicurahkan atas kamu, hai ahlul bait. Sesungguhnya Allah Maha Terpuji lagi Maha Pemurah' (QS 11:71-73).

Kedua, keberkahan dalam soal makanan yakni makanan yang halal dan thayyib, hal ini karena ulama ahli tafsir, misalnya ibnu katsir menjelaskan bahwa keberkahan dari langit dan bumi sebagaimana yang disebutkan dalam firman surat Al-A'raf : 96 di atas adalah rizki yang di antara rizki itu adalah makanan. 

Yang dimaksud makanan yang halal adalah disamping halal jenisnya juga halal dalam mendapatkannya, sehingga bagi orang yang diberkahi Allah, dia tidak akan menghalalkan segala cara dalam memperoleh nafkah. 

Disamping itu, makanan yang diberkahi juga adalah yang thayyib yakni yang sehat dan bergizi sehingga makanan yang halal dan tayyib itu tidak hanya mengenyangkan tapi juga dapat menghasilkan tenang yang kuat untuk selanjutnya dengan tenaga yang kuat itu digunakan untuk melaksanakan dan menegakkan nilai-nilai kebaikan sebagai bukti dari ketaqwaannya kepada Allah Swt, Allah berfirman yang artinya : Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang telah Allah rizkikan kepadamu, dan bertaqwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-nya (QS 5 : 88). 

Karena itu, agar apa yang dimakan juga membawa keberkahan yang lebih banyak lagi, meskipun sudah halal dan thayyib, makanan itu harus di makan sewajarnya atau secukupnya,hal ini karena Allah sangat melarang manusia berlebih-lebihan dalam makanan maupun minum, Allah swt berfirman yang artinya: 

Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indak di setiap memasuki masjid, makan dan minumlah dan janganlah berlebih-lebihan.

Ketiga, berkah dalam soal waktu yang cukup tersedia dan dimanfaatkan untuk kebaikan, baik dalam bentuk mencari harta, memperluas ilmu maupun memperbanyak amal yang shaleh, karena itu Allah menganugerahi kepada kita waktu, baik siang maupun malam dalam jumalh yakni 24 jam setiap harinya. 

tapi bagi orang yang diberkahi Allah maka dia bisa memanfaatkan waktu yang 24 jam itu semaksimal mungkin sehingga pencapaian sesuatu yang baik ditempuh dengan penggunaan waktu yang efisien. 

Sudah begitu banyak manusia yang mengalami kerugian dalam hidup ini karena tidak bisa memanfaatkan waktu dengan baik, sementara salah satu karakteristik waktu adalah tidak akan bisa kembali lagi bila sudah berlalu, Allah berfirman yang artinya : Demi Masa. 

Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan nasihat menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran (QS.103 : 103 - 3 ).

Karena itu, bagi seorang muslim yang diberkahi Allah, waktu digunakan untuk bisa membuktikan pengabdiannya kepada Allah swt, meskipun dalam berbagai bentuk usaha yang berbeda, Allah berfirman yang artinya : Demi malam apabila menutupi, dan siang apabila terang benderang, dan penciptaan laki-laki dan perempuan. Sesungguhnya usaha kamu memang berbeda-beda. Adapun orang yang memberikan (harta dijalan Allah) dan bertaqwa dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (syurga), maka kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah. (92:1-7). 

KUNCI KEBERKAHAN. 

Dengan demikian menjadi jelas bagi kita bahwa sebagai seorang muslim, keberkahan dari Allah untuk kita merupakan sesuatu yang amat penting. Karena itu, ada kunci yang harus kita miliki dan usahakan dalam hidup ini. Sekurang-kurangnya, ada dua faktor yang menjadi kunci keberkahan itu.

1. Iman dan Taqwa Yang Benar.

Di dalam ayat di atas, sudah dikemukankan bahwa Allah akan menganugerahkan keberkahan kepada hamba-hambanya yang beriman dan bertaqwa-nya. Semakin mantap iman dan taqwa yang kita miliki, maka semakin besar keberkahan yang Allah berikan kepada kita. Karena itu menjadi keharusan kita bersama untuk terus memperkokoh iman dan taqwa kepada Allah Swt. Salah satu ayat yang amat menekankan peningkatan taqwa kepada orang yang beriman adalah firman Allah yang artinya ; Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kamu kepada Allah dengan sebenar-benar taqwa dan jangan sampai kamu mati kecuali dalam keadaan berserah diri/muslim (QS 3 : 102). 

keimanan dan ketaqwaan yang benar selalu ditunjukkan oleh seorang mu'min dalam bentuk melaksanakan perintah Allah  dan meninggalkan larangan-nya, baik dalam keadaan senang maupun susah, dalam keadaan sendiri maupun bersama orang lain. Tegasnya keimanan dan ketaqwaan itu dibuktikan dalam situasi dan kondisi yang bagaimanapun juga dan dimana pun dia berada. 

2. Berpedoman kepada Al-Qur'an

Al-Qur'an merupakan sumber keberkahan sehingga apabila kita menjalankan pesan-pesan yang terkandung di dalam Al-Qur'an dan berpedoman kepadanya dalam berbagai aspek kehidupan, niscaya kita akan memperoleh keberkahan dari Allah swt, Allah berfirman yang aritnya ; Dan Al - Qur'an ini adalah suatu kitab (peringatan) yang  mempunyai berkah yang telah kami turunkan. Maka mengapakah kamu mengingkarinya ? (QS. 21:50, lihat juga QS 38:29.6:155).

Karena harus kita jalankan dan pedomani dalam kehidupan ini, maka setiap kita harus mengimani kebenaran Al-Qur'an bahwa dia merupakan wahyu dari Allah swt sehingga tidak akan kita temukan kelemahan dari Al-Qur'an, selanjutnya bisa dan suka membaca serta menjalankannya dalam kehidupan sehari-hari, baik menyangkut aspek pribadi,keluarga,masyarakat,maupun bangsa. 

Akhirnya menjadi jelas bagi kita bahwa, keberkahan dari Allah yang kita dambakan itu, memperolehnya harus dengan berdoa dan berusaha yang sungguh-sungguh, yakni dalam bentuk memantapkan iman dan taqwa serta selalu menjadikan Al-Qur'an sebagai pedoman dalam hidup ini. 

Friday, July 22, 2016

Ikhlas Dan Beberapa perusaknya

Hasil gambar untuk islam itu indah

Secara umum amalan hati penting dan ditekankan daripada amalan lahiriyah. Syaikhul Islam Ibnu Taymiyah mengatakan: "Bahwasanya ia merupakan pokok keimanan dan landasan utama agama, seperti mencintai Allah SWT dan Rasulnya. 

Bertawakal kepada Allah SWT, ikhlas dalam menjalankan agama semata-mata karena Allah SWT, bersyukur kepadanya, bersabar atas keputusan atau hukumnyanya, takut dan berharap kepadanya, dan ini semua menurut kesepekatan para ulama adalah perkara wajib (Al Fatawa 10/5, juga 20/70)

Imam Ibnu Qayyim juga pernah berkata: "Amalan hati merupakan hal yang pokok dan utama, sedangkan anggota badan adalah pengikut dan penyempurna. Sesungguhnya niat ibarat ruh, dan gerakan anggota badan adalah jasadnya. Jika ruh itu terlepas maka matilah jasad. Oleh karena itu memahami hukum-hukum yang berkaitan dengan hati lebih penting daripada memahami hukum-hukum yang berkaitan dengan gerakan anggota badan ( Badai 'ul Fawaid 3/22).

Lebih jauh lagi dalam kitab yang sama beliau menegaskan bahwa perbuatan yang dilakukan anggota badan tidak ada manfaatnya tanpa amalan hati, dan sesungguhnya amalan hati lebih fardhu (lebih wajib) bagi seorang hamba daripada amalan anggota badan. 

Kedudukan Ikhlas

Ikhlas merupakan hakikat dari agama dan kunci dakwah para rasul saw. Allah SWT berfirmanya, Artinya : Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan (ikhlas) kepada-nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agamayang lurus ( QS. 98:5)

Juga firmanya yang lain. artinya : "Yang menjadikan mati dan hidup, supaya dia menguji kamu, siapa diantara kamu yang lebih baik amalnya."(QS.67:2)
Berkat Al Fudhail (Ibnu Iyadl,peni), Makna dari kata ahsanu'amala (lebih baik amalnya) adalah Akhlasuhu wa Ashwabuhu, yang lebih ikhlas dan lebih benar (sesuai tuntunan). 

Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA beliau berkata: Aku mendengar Rasulullah SWA bersabda, Allah SWT artinya : Aku adalah Tuhan yang tidak membutuhkan persekutuan,barang siapa melakukan suatu perbuatan yang di dalamnya menyekutukan Aku dengan selainku maka aku tinggalkan dia dan juga sekutunya       (HR.Muslim). Oleh karenanya suatu ketaatan apapun bentuknya jika dilakukan dengan tidak ikhlas dan jujur terhadap Allah, maka amalan itu tidak ada nilainya dan tidak berpahala, bahkan pelakunya akan menghadapi ancaman Allah yang sangat besar. 

Sebagaimana dalam hadits, bahwa manusia pertama yang akan diadili pada hari kiamat nanti adalah orang yang mati syahid, namun niatnya dalam berperang  adalah agar disebut pemberani. Orang kedua yang diadili adalah orang yang belajar dan mengajarkan ilmu serta mempelajari Al-Qur'an, namun artinya supaya disebut sebagai qori'atau alim. 

Dan orang ketiga adalah orang yang diberi keluasan rizki dan harta lalu ia berinfak dengan harta tersebut akan tetapi tujuannya agar disebut sebagai orang yang dermawan. Maka ketiga orang ini bernasib sama, yakni dimasukan ke dalam neraka ( na'udzu billah min dzalik). 

Pengertian ikhlas

Ada beberapa pengertian ikhlas, diantaranya:

1. Semata-mata bertujuan karena Allah ketika melakukan ketaatan. 

2. Ada yang mengatakan ikhlas ialah membersihkan amalan dari ingin mencari perhatian manusia. 

3. Sebagian lagi ada yang mendefinisikan bahwa orang yang ikhlas ialah orang yang tidak memperdulikan meskipun seluruh penghormatan dan penghargaan hilang dari dirinya dan berpindah kepada orang lain, karena ingin memperbaiki hatinya hanya untuk Allah semata dan ia tidak senang jikalau amalan yang ia lakukan diperhatikan oleh orang, walaupun perbuatan itu sepele. 

Ditanya Shal bin Abdullah At-Tusturi, apa yang paling berat bagi nafsu? Ia menjawab : Ikhlas, karena dengan demikian nafsu tidak memiliki tempat dan bagian lagi." Berkata Sufyan Ats-Tsauri: "Tidak ada yang paling berat untuk ku obati daripada niatku, karena ia selalu berubah-ubah."

Perusak-perusak Keikhlasan

Ada beberapa hal yang bisa merusak keikhlasan yaitu:

1. Riya' adalah memperlihatkan suatu bentuk ibadah dengan tujuan dilihat manusia, lalu orang-orang memujinya.

2. Sum'ah adalah beramal dengan tujuan untuk didengar oleh orang lain (mencari popularitas)

3. Ujub, adalah masih termasuk kategori riya hanya saja Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah membedakan keduanya dengan mengatakan bahwa riya' masuk di dalam bab menyetukan Allah dengan mahluk, sedang ujub masuk dalam bab menyekutukan Allah dengan diri-sendiri (Al Fatawaa,10/277)

Disamping itu ada bentuk detail dari perbuatan riya yang sangat tersembunyi, atau disebut dengan riya khafiy yaitu :

1. Seseorang sudah diam-diam melakukan yang ia tidak ingin menampakkanya dan tidak suka jika diketahui oleh banyak orang, akan tetapi bersamaan dengan itu ia menyukai kalau orang lain mendahului salam terhadapnya, menyambutnya dengan ceria dan penuh hormat, memujinya, segera memenuhi keinginannya, diperlukan lain dalam jual beli (diistimewakan), dan diberi keluasaan dalam tempat duduk. 

Jika itu semua tidak ia dapatkan ia merasa ada beban yang mengganjal dalam hatinya, seolah-olah dengan ketaatan yang ia sembunyikan itu ia mengharapkan agar orang selalu menghormatinya. 

2. Menajdikan ikhlas sebagai wasilah (sarana0 bukan maksud dan tujuan . Syaikhul Islam telah memperingatkan dari hal yang tersembunyi ini, beliau berkata: Dikisahkan bahwa Abu Hamid Al Ghazali ketika sampai keapadanya, bahwa barangsiapa yang berbuat ikhlas semata-mata karena Allah selama 40 hari maka akan memancar hikmah dalam hati orang tersebut melalu lisannya (ucapan).

Berkata Abu Hamid:" Maka aku berbuat ikhlas selama empat puluh hari, namun tidak memancar apa-apa dariku, lalu kusampaikan hal ini kepada sebagian ilmu, maka ia berkata: "sesungguhnya kamu ikhlas hanya untuk mendapatkan hikmah, dan ikhlasmu itu bukan karena Allah semata. 

Kemudian Ibn Taymiyah berkata: "Hal ini dikarenakan manusia terkadang ingin disebut ahli ilmu dan hikmah, dihormati dan dipuji manusia, dan lain-lain, sementara ia tahu bahwa untuk mendapatkan semua itu harus dengan cara ikhlas karena Allah, Jika ia menginginkan tujuan pribadi tapi dengan cara berbuat ikhlas karena Allah, maka terjadilah dua hal yang sling bertentangan. Dengan kata lain, Allah di sini hanya dijadikan sebagai sarana saja, sedang tujuannya adalah selain Allah.

Yaitu apa yang diisyaratkan Ibnu Rajab beliau berkata: "Ada satu hal yang sangat tersembunyi, yaitu terkadang seseorang mencela dan menjelek-jelekan dirinya dihadapan orang lain dengan tujuan agar orang tersebut menganggapnya sebagai orang yang tawadhu dan meerendah, sehingga dengan itu orang justru mengangkat dan memujinya, Ini merupakan pintu riya yang sangat tersembunyi yang selalu diperingatkan oleh para salafus shaleh. 

Cara-cara Mengobati Riya

1. Harus menyadari sepenuhnya, bahwa kita manusia ini semata-mata adalah hamba. Dan tugas seorang hamba adalah mengabdi dengan sepenuh hati, dengan mengharap kucuran belas kasih dan keridhaannya semata. 

2. Menyaksikan pemberian Allah, keutamaan dan taufiknya, sehingga segala sesuatunya diukur dengan kehendak Allah bukan kemauan diri sendiri. 

3. Selalu melihat aib dan kekurangan diri kita, merenungi seberapa banyak bagian dari amal yang telah kita berikan untuk hawa nafsu dan syaetan. Karena ketiak orang tidak mau melakukan suatu amal, atau melakukanya namun sangat minim maka berarti telah memberikan bagian (yang sebenarnya untuk Allah), kepada hawa nafsu atau syetan

4. Memperingati diri dengan perintah-perintah Allah yang bisa memperbaiki hati. 

5. Takut akan murka Allah, ketika Dia melihat hati kita selalu dalam keadaan berbuat riya

6. Memperbanyak ibadah-ibadah yang tersembunyi seperti qiyamul lail, shadaqah sirri, menangis karena Allah dikala menyandari dan sebagainya. 

7. Membuktikan pengagungan kita kepada Allah,dengan merealisasikan tauhid dan mengamalkannya.

8. Mengingatkan riya, pintu-pintu masuk dan kesamarannya, sehingga bisa terbebas darinya.

9. Meminta pertolongan dan perlindungan kepada Allah dari perbuatan riya dengan membaca doa : Ya allah aku berlindung kepadamu dari berbuat syirik padahal aku mengetahui dan aku mohon ampun atas apa-apa yang tidak ku ketahui..

Wallahu a'alam bis shawab.....

Thursday, July 21, 2016

7 Indikator Kebahagian Dunia


Hasil gambar untuk islam itu indahIbnu Abbas ra. Adalah salah seorang sahabat Nabi SAW yang sangat telaten dalam menjaga dan melayani Rasulullah SAW, dimana ia pernah secara khusus didoakan Rasulullah SAW, selain itu pada usia 9 tahun Ibnu Abbas telah hafal Al-Quran dan menjadi imam di mesjid. Suatu hari ia ditanya oleh para Tabi'in (generasi sesudah wafatnya Rasulullah SAW) mengenai apa yang dimaksud dengan kebahagian dunia. 

Jawab Ibnu Abbas Ada 7 (Tujuh) Indikator kebahagian dunia, yaitu:

1. Qalbun syakirun atau hati yang selalu bersyukur

Memilki jiwa syukur berarti selalu menerima apa adanya (qona'ah) sehingga tidak ada ambisi yang berlebihan, tidak ada stress, inilah nikmat bagi hati yang selalu bersyukur. Seorang yang pandai bersyukur sangatalh cerdas memahami sifat-sifat Allah SWT, sehingga apapun yang diberikan Allah ia malah terpesona dengan pemberian dan keputusan Allah. 

Bila sedang kesulitan maka ia segera ingat sabda Rasulullah SAW yaitu :"Kalau kita sedang sulit perhatikanlah orang yang lebih sulit dari kita". 

Bila sedang diberi kemudahan, ia bersyukur dengan memperbanyak amal ibadanya, kemudian Allah pun akan mengujinya dengan kemudahan yang lebih besar lagi. Bila ia tetap bandel dengan terus bersyukur maka Allah akan mengujinya lagi dengan kemudahan yang lebih besar lagi. 

Maka berbahagialah orang yang pandai bersyukur!

2. Al azwaju shalihah, yaitu pasangan hidup yang sholeh.

Pasangan hidup yang sholeh akan menciptakan suasana rumah dan keluarga yang sholeh pula. Di akhirat kelak seorang suami (sebagai imam keluarga) akan diminta pertanggungjawaban dalam mengajak istri dan anaknya kepada kesholehan. 

Berbahagialah menjadi seorang istri bila memiliki suami yang sholeh, yang pasti akan bekerja keras untuk mengajak istri dan anaknya menjadi muslim yang sholeh. 

Demikian pula seorang istri yang sholeh, akan memiliki kesabaran dan keikhlasan yang luar biasa dalam melayani suaminya, walau seberapa buruknya kelakuan suaminya. Maka berbahagialah menjadi seorang suami yang memiliki seorang istri yang sholeh. 

3. Al Auladun abrar, Yaitu anak yang sholeh

Saat Rasulullah SAW lagi thawaf. Rasulullah SAW bertemu dengan seorang anak muda yang pundaknya lecet-lecet. Setelah selesai thawaf Rasulullah SAW bertanya kepada anak muda itu : Kenapa pundakmu itu ? Jawab anak muda itu : Ya Rasulullah, saya dari yaman, saya mempunyai seorang ibu yang sudah udzur. 

Saya sangat mencintai dia dan saya tidak pernah melepaskan dia. Saya melepaskan ibu saya hanya ketika buang hajat,ketika sholat, atau ketika istirahat, selain itu sisanya saya selalu menggendongnya lalu anak muda itu bertanya : Ya Rasulullah, apakah aku sudah termasuk ke dalam orang yang sudah berbakti kepada orang tua ? Nabi SAW sambil memeluk anak muda itu dan mengatakan :"Sungguh Allah ridho kepadamu, kamu anak yang sholeh, anak yang berbakti,tapi anakku ketahuilah, cinta orangtuamu tidak akan terbalaskan olemu".

Dari hadist tersebut kita mendapat gambaran bahwa ama ibadah kita ternyata tidak cukup untuk membalas cinta dan kebaikan orang tua kita, namun minimal kita bisa memulainya dengan menjadi anak yang soleh, dimana doa anak yang sholeh kepada orang tuanya dijamin dikabulkan Allah. Berbahagialah kita bila memiliki anak yang sholeh. 

4. Albiatu sholihah yaitu lingkungan yang kondusif untuk iman kita

Yang dimaksud dengan lingkungan yang kondusif ialah kita boleh mengenal siapapun tetapi untuk menjadikannya sebagai sahabat karib kita, haruslah orang-orang yang mempunyai nilai tambah terhadap keimanan kita. 

Dalam sebuah haditsnya, Rasulullah menganjurkan kita untuk selalu bergaul dengan orang-orang yang sholeh. Orang-orang yang sholeh akan selalu mengajak kepada kebaikan dan mengingatkan kita bila kita berbuat salah. 

Orang-orang sholeh adalah orang-orang yang bahagia karena nikmat iman dan nikmat islam yang selalu terpancar pada cahaya wajahnya. Insya Allah cahaya tersebut akan ikut menyinari orang-orang yang ada disekitarnya. 

Berbahagialah orang-orang yang selalu dikelilingi oleh orang-orang yang sholeh. 

5. Al malul halal, atau harta yang halal

Paradigma dalam Islam mengenai harta bukanlah banyaknya harta tetapi halalnya. Ini tidak berarti Islam tidak menyuruh umatnya untuk kaya. Dalam riwayat Imam Muslim di dalam bab sodaqoh, Rasulullah SAW pernah bertemu dengan seorang sahabat yang berdoa mengangkat tangan. "Kamu berdoa sudah bagus, kata Nabi SAW, Namun sayang makanan,minuman dan pakaian dan tempat tinggalnya didapat secara haram, bagaimana doanya dikabulkan"

Berbahagialah menjadi orang yang hartanya halal karena doanya sangat mudah dikabulkan Allah. Harta yang halal juga akan menjauhkan setan dari hatinya, maka hatinya semakin bersih, suci dan kokoh,sehingga memberi ketenangan dalam hidupnya. Maka berbahagialah orang-orang yang selalu teliti menjaga kehalaan hartanya. 

6. Tafakuh fi din atau semangat untuk memahami agama

Semangat memahami agama diwujudkan dalam semangat memahami ilmu-ilmu agama islam. Semakin ia belajar, maka semakin ia terangsang untuk belajar lebih jauh lagi ilmu mengenai sifat-sifat Allah dan ciptaanya. 

Allah menjanjikan nikmat bagi umat-nya yang menuntut ilmu, semakin ia belajar semakin cinta ia kepada agamanya, semakin tinggi cintanya kepada Allah dan rasulnya. Cinta inila yang akan memberi cahaya bagi hatinya. 

Semangat memahami agama akan menghidupkan hatinya, hati yang hidup adalah hati yang selalu di penuhi cahaya nikmat islam dan nikmat iman. Maka berbahagialah orang yang penuh semangat memahami ilmu agama islam. 

7. Umur yang baroqah

Umur yang baroqah itu artinya umur yang semakin tua semakin sholeh, yang setiap detiknya di isi dengan amal ibadah. Seseorang yang mengisi hidupnya untuk kebahagian dunia semata, maka hari tuanya akan di isi dengan banyak bernostalgia (berangan-angan) tentang masa mudanya, iapun cenderung kecewa dengan ketuaannya.

Disamping itu pikirannya terfokus pada bagaiman caranya menikmati sisa hidupnya, maka iapun sibuk berangan-angan terhadap kenikmatan dunia yang belum ia sempat rasakan, hatinya kecewa bila ia tidak mampu menikmati kenikmatan yang diangankannya. 

Sedangkan orang yang mengisi umurnya dengan banyak mempersiapkan diri untuk akhirat (melalui amal ibadah) maka semakin tua semakin rindu ia untuk bertemu dengan sang penciptanya. Hari tuanya di isi dengan bermesraan dengan Sang Maha Pengasih.

Tidak ada rasa takutnya untuk meninggalkan dunia ini, bahkan ia penuh harap untuk segera merasakan keindahaan alam kehidupan berikutnya seperti yang dijanjikan Allah. Inilah semangat hidup orang-orang yang baroqah umurnya, maka berbahagialah orang-orang yang baroqah.

Demikian pesan-pesan dari Ibnu Abbas ra. 7 Indikator kebahagiaan dunia.

Bagaimana caranya agar kita dikaruniakan Allah ke tujuh buah indikator kebahagiaan dunia tersebut ? selain usaha keras kita untuk memperbaiki diri, maka mohonlah kepada Allah SWT dengan sesering dan sekhusyu mungkin membaca doa sapu jagat yaitu doa yang paling sering dibaca oleh Rasulullah SWA. Dimana baris pertama doa tersebut Robbanaa aatina fid dunyaa hasanaw" ( ya artinya Ya Allah karuniakanlah aku kebahagiaan dunia).

Mempunyai makna bahwa kita sedang meminta kepada Allah ke tujuh indikator kebahagiaan dunia yang disebutkan Ibnu Abbas ra. yaitu hati yang selalu bersyukur, pasangang hidup yang sholeh, anak yang sholeh, teman-teman atau lingkungan yang sholeh, harta yang halal, semangat untuk memahami ajaran agam , dan umur yang baroqah. 

sedangkan mengenai kelanjutan doa sapu jaga tersebut yaitu Wa fil aakhirati hasanaw ( ya artinya dan juga kebahagiaan akhirat) untuk memperoleh hanyalah dengan rahmat Allah. Kebahagiaan akhirat itu bukan surga tetapi rahmat Allah, kasih sayang Allah. Surga itu hanyalah sebagian kecil dari rahmat Allah, kita masuk surga bukan karena amal sholeh kita, tetapi karena rahmat Allah. 

Amal sholeh yang kita lakukan sepanjang hidup kita ( walau setiap hari puada dan sholat malam ) tidak cukup untuk mendapatkan masuk surga. Amal sholeh sesempurna apapun yang kita lakukan seumur hidup kita tidaklah sebanding dengan nikmat surga yang dijanjikan Allah. 

Kata Nabi SAW, Amal sholeh yang kalian lakukan tidak bisa memasukkan kalian ke surga . lalu para sahabat bertanya :"Bagaimana dengan Engkau ya Rasulullah ? Jawab Rasulullah SAW : Amal sholeh saya pun juga tidak cukup. Lalu para sahabat kembali bertanya " Kalau begitu dengan apa kita masuk surga ? Nabi SAW kembali menjawab ; kita dapat masuk surga hanya karean rahmat dan kebaikan Allah semata. 

Jadi sholat kita, puasa kita, taqarub kita kepada Allah sebenarnya bukan untuk surga tetapi untuk mendapatkan rahmat Allah. Dengan rahmat Allah itulah kita mendapatkan surga Allah ( Insya Allah, Amiin ). 

Tuesday, July 19, 2016

Inilah Ciri-Ciri Wanita Yang Shalihah

Hasil gambar untuk ciri wanita sholehah

Tidak banyak syarat yang dikenakan oleh islam untuk seseorang wanita untuk menerima gelar solehah, dan seterusnya menerima pahala syurga yang penuh kenikmatan dari Allah swt. Mereka hanya perlu memenuhi 2 syarat saja yaitu :

- Taat kepada Allah dan Rasulnya
- Taat kepada suami

Perincian dari dua syarat di atas adalah sebagai berikut :

Taat kepada Allah dan Rasulnya 
Bagaimana yang dikatakan taat kepada Allah SWT ?

Mencintai Allah swt dan Rasulullah saw melebihi dari segala-galanya.
Waji menutup aurat
Tidak berhias dan berperangai seperti wanita jahiliah
Tidak Bermusafir atau bersama dengan lelaki dewasa kecuali ada bersamanya mahramnya. 
Sering membantu lelaki dalam perkara kebenaran, kebajikan dan taqwa
Berbuat baik kepada Ibu & Bapak
Senantiasa bersedekah baik dalam keadaan susah ataupun senang
Tidak berkhalwat dengan lelaki dewasa
Bersikap baik terhadap tetangga
Taat kepada suami
Memelihara kewajiban terhadap suami
Senantiasa menyenangkan suami
Menjaga kehormatan diri dan harta suaminya selama suami tiada di rumah.
Tidak cemberut di hadapan suami.
Tidak menolak ajakan suami untuk tidur
Tidak keluar tanpa izin suami
Tidak meninggikan suara melebihi suara suami
Tidak membantah suaminya dalam kebenaran
Tidak menerima tamu yang dibenci suaminya
Senantiasa memelihara diri, kebersihan fisik dan kecantikannya serta kebersihan rumah tangga.

Faktor Yang Merendahkan Martabat Wanita

Sebenarnya puncak rendahnya martabat wanita adalah datang dari faktor dalam. Bukanlah Faktor luar atau yang berbentuk material sebagaimana yang digembar-gemborkan oleh para pejuang hak-hak palsu wanita. 

Faktor-faktor tersebut ialah:

1. Lupa mengingat Allah

Karena terlalu sibuk dengan tugas dan kegiatan luar atau memelihara anak-anak maka tidak heran jika banyak wanita yang tidak menyadari bahwa dirinya telah lalai dari mengingat Allah. 

Dan  saat kelalaian ini pada hakikatnya merupakan saat yang paling berbahaya bagi mereka, di mana setan akan mengarahkan hawa nafsu agar memainkan peranannya. Firman Allah swt di dalam surah Al-Jathiah, ayat 23: Artinya :

"Maka sudahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya dan adalah Allah membiarkannya sesaat berdasarkan ilmunya. Dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatanya. 
Sabda Rasulullah saw : Artinya :" Tidak sempurna iman seseorang dari kamu, sehingga dia merasa cenderung kepada apa yang telah aku sampaikan. (Riwayat Tarmizi) Mengingati Allah swt bukan saja dengan berzikir, tetapi termasuklah menghadiri majlis-majlis ilmu.

2. Mudah tertipu dengan keindahan dunia

Keindahan dunia dan kemewahannya memang banyak menjebak wanita ke perangkapnya. Bukan itu saja,malahan setan dengan mudah memperalatkan untuk menarik kaum lelaki agar sama-sama bergelimang dengan dosa dan noda. Tidak sedikit yang sanggup durhaka kepada Allah swt hanya karena kenikmatan dunia yang terlalu sedikit. Firman Allah swt di dalam surah Al-An'am: Artinya " Dan tidaklah penghidupan dunia ini melainkan permainan dan kelalaian dan sesungguhnya negeri akhirat itu lebih baik bagiorang-orang yang bertakwa, oleh karena itu tidakkah kamu berfikir. 

3. Mudah terpedaya dengan syahwaat

4. Lemah iman

5. Bersikap suka menunjuk-nunjuk

Ad-dunya mata' , khoirul mata'al mar'atus sholich dunia adalah perhiasan,perhiasan dunia yang baik adalah wanita sholihah.


Monday, July 18, 2016

19 Perkara Yang Merusak Amal

Hasil gambar untuk islam itu indah

1. Kufur, Syirik, Murtad, dan Nifaq

Wahai orang Muslim, wahai hamba Allah! Ketahuilah, siapa yang mati dalam keadaan kafir atau musyrik atau murtad, maka segala amal yang baik tidak ada manfaatnya untuk mendekatkan diri kepada Allah, seperti shadaqah, silaturrahim, berbuat baik kepada tetangga dan lain-lainnya.

Sebab di antara syarat taqarrub adalah mengetahui siapa yang didekati. Sementara itu orang kafir tidak begitu. Maka secara spontan amalnya menjadi rusak dan sia-sia.

Allah berfirman:"Barangsiapa yang murtad diantara kamu dari agamanya, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya ( Al-Baqarah ; 217)

"Barang siapa yang kafir sesudah beriman (tidak menerima hukum-hukum Islam),maka hapuslah amalanya dan ia pada akhirat termasuk orang-orang yang merugi (Al-Maidah : 5).

"Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu:'Jika kamu mempersekutukan (Allah), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi (Az-Zumar : 65).

Allah juga berfirman, mengabarkan tentang keadaan semua rasul: "Seandainya mereka mempersekutukan Allah, Niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan."(Al-An'am:88)

Dan juga Sabda Rasulullah saw:'Apabila orang-orang mengumpulkan orang-orang yang terdahulu dan orang-orang yang kemudian untuk satu hari dan tiada keraguan di dalamnya, maka ada penyeru yang berseru:" Barangsiapa telah menyekutukan seseorang dalam suatu amalan yang mestinya dikerjakan karena Allah, lalu dia minta pahala di sisinya. maka sesungguhnya Allah adalah yang paling tidak membutuhkan untuk di persekutukan (HR.At-Tirmidzi 3154,Ibnu Majah 4203, Ahmad 4/215, Ibnu Hibban 7301, hasan)

2. Riya'

Celaan terhadap riya' telah disebutkan dalam Al-Qur'an dan Sunnah. Firman Allah: seperti orang yang menafkahkan hartanya karena kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu yang licin dan diatasnya ada tanah, kemudian batu itu menjadilah bersih ( tidak bertanah ).

Mereka itu tidak menguasai sesuatu apapun dari apa yang mereka usahakan, dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir (Al-Baqarah:264)

Rasullullah saw bersabda:"Sesungguhnya yang aku paling takutkan atas kamu kalian ialah syirik kecilnya yaitu riya' Allah berfirman pada hari kiamat, tatkala memberikan balasan terhadap amal-amal manusia,'Pergilah kepada orang-orang yang dulu kamu berbuat riya' di dunia, lalu lihatlah apakah kamu mendapatkan balasan bagi mereka?" (HR. Ahmad 5/428,429, shahih).

Maka dari itu jauhilah riya, karena ia merupakan bencana amat jahat, yang bisa menggugurkan amal dan menjadikannya sia-sia. Ketahuilah bahwa orang-orang yang riya adalah pertama kali menjadi santapan neraka, karena mereka telah menikmati hasil perbuatannya di dunia, sehingga tidak ada yang menyisa di akhirat.

Ya Allah, sucikanlah hati kami dari nifaq dan amal kami yang riya' teguhkanlah kami pada jalanmu yang lurus agar datang keyakinan kepada kami.

3. Menyebut-nyebut shadaqah dan Menyakiti Orang Yang diberi

Allah berfirman: "Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu menghilangkan (pahala) shadaqahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima)." (Al-Baqarah;264)

Ketahuilah wahai hamba Allah! Jika engkau menshadaqahkan harta karena mengharap balasan dari orang yang engkau beri, maka engkau tidak adakan mendapatkan keridhaan Allah. Begitu pula jika engkau menshadaqahkannya karena terpaksa dan menyebut-nyebutkan pemberianmu kepada orang lain.

Rasulullah saw bersabda;"tiga orang, Allah tidak menerima ibadah yang wajib dan yang sunat dari mereka, yaitu orang yang durhaka kepada orang tua, menyebut-nyebut shadaqah dan mendustakan takdir.(HR.Ibnu Abi Ashim 323, Ath-Thabrany 7547, hasan)

Abu Bakar Al-Waraq berkata,"kebaikan yang paling baik, pada setiap waktu adalah perbuatan yang tidak dilanjuti dengan menyebut-nyebutnya."

Allah berfirman: "Perkataan baik dan pemberian maaf lebih baik dari shadaqah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun ( Al-Baqarah 263 )

4. Mendustakan Takdir

Ketahuilah wahai orang Mukmin, iman seorang hamba tidak di anggap sah kecuali dia beriman kepada takdir Allah, baik maupun buruk. Dia juga harus tahu bahwa bencana yang menimpanya bukan untuk menyalahkannya, dan apa yang membuatnya salah bukan untuk menimpakan bencan kepadanya.

Semua ketentuan sudah ditetapkan dan ditulis di mushaf yang hanya di ketahui Allah semata, sebelum suatu peristiwa benar-benar terjadi sebelum Dia menciptakan alam.

Rasulullah saw bersabda:" tiga orang, Allah tidak menerima ibadah yang wajib dan yang sunat dari mereka, yaitu orang yang durhaka kepada orang tua, menyebut-nyebut shadaqah dan mendustakan takdir."

Dan sabda beliau yang lain : Andaikata Allah mengadzab semua penghuni langit dan buminya, maka dia tidak zhalim terhadap mereka. dan, Andaikata Allah merahmati mereka, maka rahmatnya itu lebih baik bagi mereka dari amal-amal mereka.

Andaikata engkau membelanjakan emas seperti gunung uhud di jalan Allah, maka Allah tidak akan menerima amalmu sehingga engkau beriman kepada takdir, dan engkau tahu bahwa bencana yang menimpamu, dan apa yang membuatmu salah bukan untuk menimpa bencana kepadamu. Andaikata engakau mati tidak seperti ini, maka engkau akan masuk neraka. ( HR.Abu Daud 4699,Ibnu majah 77, ahmad 5/183,185,189, shahis).

5. Meninggalkan Shalat Ashar

Allah memperingatkan manusia agar tidak meninggalkan shalatul wustha ( shalat ashar ) karena dilalaikan harta, keluarga atau keduniaan. Allah mengkhususkan bagi pelakunya dengan ancaman keras, khususnya shalat ashar. firmannya : Maka kecelakaanlah  bagi orang-orang yang shalat ,(yaitu) orang yang lalai dari shalatnya (Al-Ma'un : 4-5).

Rasullullah bersabda:" Orang tidak mengerjakan shalat ashar, seakan-akan dia ditinggalkan sendiri oleh keluarga dan hartanya ( HR. Al Bukhari 2/30, Muslim 602

Dari Abu Al-Milah, atau Amir bin Usamah bin Umar Al- Hadzaly dia berkata, "kami bersama buraidah dalam satu perperangan pada suatu hari yang mendung. Lalu ia berkata: Segeralah melaksanakan shalat ashar, karena Nabi Saw pernha berkata."Barang siapa meninggalkan shalat ashar , maka amalnya telah lenyap ( HR. Al-Bukhari 2/31,66

6. Bersumpah Bahwa Allah Tidak mengampuni dosa.

Dari Jundab ra sesungguhnya Rasulullah saw mengisahkan tentang seorang laki-laki yang berkat,"Demi Allah, Allah tidak akan mengampuni Fulan. Padahal Allah telah berfirman, siapa yang bersumpah kepadaku bahwa aku tidak mengampuni fulan, maka aku mengampuni fulan itu dan menyia-nyiakan amalnya (orang yang bersumpah) ( HR. Muslim 16/174).

Ketahuilah, bahwa memutuskan manusia dari rahmat Allah merupakan sebab bertambahnya kedurhakaan orang yang durhaka. karena dia merasa yakin, pintu rahmat ilahi sudah ditutup di hadapannya, sehingga dia semakin menyimpang jauh dari durhaka, hanya karena dia hendak memuaskan nafsunya. Allah akan mengadzabnya dengan adzab yang tidak diberikan kepada orang lain.

Bukanlah sudah selayaknya jika Allah menghapus pahala amal orang yang menutup pintu kebaikan dan membuka pintu keburukan,sebagai balasan yang setimpal baginya ?

7. Mempersulit Rasulullah, dengan perkataan maupun perbuatan

Allah berfirman: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu lebih dari suara Nabi, dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara keras sebagaimana kerasnya (suara) sebagian kamu terhadap sebagian yang lainnya supaya tidak menghapus (pahala) amalanmu, sedang kamu tidak menyadarinya. (Al-Hujurat:2).

Dari Anas bin Malik Ra. tatkala ayat ini turun maka tsabit bin qais di rumahnya seraya berkata,'Pahala amalku telah terhapus, dan aku termasuk penghun nereka. Dia juga menghindari Nabi saw. Lalu beliau bertanya kepada Sa'd bin Mu'adz "wahai Abu Amr, mengapa Tsabit mengeluh?"

Sa'd menjawab,"Dia sedang menyendiri dan saya tidak tahu kalau dia sedang mengeluh.

Lalu Sa'd mendatang Tsabit dan mengabarkan apa yang dikatakan Rasulullah. Maka Tsabit berkata,'Ayat ini telah turun sedang engkau sekalian tahu bahwa aku adalah orang yang paling keras suaranya di hadapan Rasulullah. Berarti aku termasuk penghuni neraka.

Sa'd menyampaikan hal ini kepada beliau, lalu beliau berkata, "Bahwa dia termauk penghuni surga ( HR.Al-Bukhari 6/260, muslim 2/133-134).

Dengan hadits ini jelaslah bahwa mengeraskan suara yang dapat menghapus pahala amal adalah suara yang mengganggu Rasullullah menentang perintah beliau,tidak taat dan tidak mengikuti beliau, baik perkataan maupun perbuatan.

Allah berfirman : Hai orang-orang yang beriman taatlah kepada Allah dan Rasul dan janganlah kamu merusakkan (pahala) amal-amalmu.( Muhammad ; 33 )

8. Melakukan Bid'ah Dalam Agama

Melakukan bid'ah akan mengugurkan amal dan menghapus pahala. Dalam hal ini Rasulullah saw bersabda: "Barangsiapa yang menciptakan sesuatu yang baru dalam agama kami ini yang tidak termasuk bagian darinya, maka ia tertolak."

Dalam riwayat lain disebutkan : "Barangsiapa yang melakukan suatu amalan yang tidak termasuk agama kami, maka ia tertolak." (HR.Al-Bukhari 5/301, Muslim 12/16).

9. Melanggar Hal-hal Yang Diharamkan Allah Secara Secara Sembunyi-sembunyi

Dari Tsauban ra, dari Nabi saw, beliau bersabda: "Benar-benar akan kuberitahukan tentang orang-orang dari umatku yang datang pada hari kiamat dengan membawa beberapa kebaikan seperti gunung tihamah yang berwarna putih, lalu Allah menjadi kebaikan-kebaikan itu sebagai debu yang berhamburan."

Tsauban berkata, "Wahai Rasulullah, sebutkan sifat-sifat mereka kepada kami dan jelaskan kepada kami, agar kami tidak termasuk diantara mereka, sedang kami tidak mengetahuinya. Beliau bersabda: Sesungguhnya mereka itu juga saudara dan dari jenismu.

Mereka shalat malam seperti yang kamu kerjakan. Hanya saja mereka adalah orang-orang yang apabila berada sendirian dengan hal-hal yang diharamkan Allah maka, mereka melanggarnya ( HR. Ibnu Majah 4245, shahih)

10. Merasa Gembira Jika Ada orang Mukmin Terbunuh.

Darah orang Muslim itu dilindungi. Maka seseorang tidak boleh menumpahkan darahnya menurut hak islam.

Rasulullah saw bersabda: "Barangsiapa membunuh seorang mukmin lalu ia merasa senang terhadap pembunuhnya itu, maka Allah tidak akan menerima ibadah yang wajib dan yang suant darinya ( HR.Abu Daud 4270, shahih).

11. Menetap Bersama Orang-Orang Musyrik Di Wilayah Perperangan

Dari Bahz bin Hakim, dari ayahnya, dari kakeknya, dia berkata: "Aku berkata, wahai Nabi Allah, aku tidak pernah mendatangimu sehingga aku menjalin persahabatan lebih banyak dari jumlah jari-jari tangan ? Apakah sekarang aku tidak boleh mendatangimu dan mendatangi agamamu ?

Sesungguhnya aku dulu adalah orang yang tidak pernah melalaikan sesuatu pun kecuali apa yang diajarkan Allah dan Rasulnya kepadaku, dan sesungguhnya aku ingin bertanya atas ridha Allah, dengan apa Rabb-mu mengutusmu kepada kami?"

Beliau menjawab "Dengan Islam."

"Apakah tanda-tanda Islam itu? dia bertanya

Beliau menjawab "hendaklah engkau mengucapkan; Aku berserah diri kepada Allah, hendaklah engkau bergantung kepada-nya, mendirikan shalat dan mengeluarkan zakat. Setiap orang muslim atas orang muslim lainnya dalah haram (menyakiti), keduanya adalah saudara dan saling menolong.

Allah tidak akan menerima suatu malam dari orang muslim setelah dia masuk islam, sehingga dia meninggalkan orang-orang kafir untuk bergabung dengan orang-orang muslim.

12. Mendatangi Dukun dan Peramal

Beliau Nabi Muhammad saw mengancam orang-orang yang mendatangi dukun dan sejenisnya, lalu meminta sesuatu kepadanya, bahwa shalatnya tidak akan diterima selama empat puluh hari. Beliau bersabda : Barang siapa mendatangi peramal lalu bertanya tentang sesuatu kepadanya, maka shalatnya tidak akan diterima selama empat puluh hari." (HR. Muslim 14/227)

Ancaman ini diperuntukan bagi orang yang mendatangi dukun dan menanyakan sesuatu kepadanya. sedangkan orang yang membenarkannya, maka dia dianggap sebagai orang yang mengingkari apa yang diturunkan kepada Rasulullah SAW.

Beliau bersabda: "Barangsiapa mendatangi peramal atau dukun lalu membenarkan apa yang dikatannya, maka ia kufur terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad saw. ( HR. Muslim 135, Abu Daud 3904,Ahmad 2 / 408-476).

13. Durhaka Kepada Kedua Orang Tua

Allah telah memerintahkan agar berbuat baik kepada ibu bapak dan berbakti kepada keduanya. Dia memperingatkan, mendurhakai keduanya dan mengingkari kelebihan keduanya dalam pendidikan merupakan dosa besar dan melenyapkan pahala amal.

Rasulullah saw bersabda: Tiga orang, Allah tidak menerima ibadah yang wajib dan yang sunat dari mereka, yaitu orang yang durhaka kepada orang tua, menyebut-nyebut shadaqah dan mendustakan takdir.

14. Meminum Khamr

Rasulullah saw bersabda: Barangsiapa meminum khamr, maka shalatnya tidak diterima selama empat puluh pagi (hari). Jika ada bertaubat, maka Allah mengampuninya, Jika dia mengulanginya lagi, maka shalatnya tidak diterima (lagi) selama empat puluh pagi (hari).

Jika dia bertaubat, maka Allah mengampuninya. Jika dia mengulanginya lagi, maka shalatnya tidak diterima (lagi) selama empat puluh pagi (hari). Jika dia bertaubat, maka Allah mengampuninya. Jika dia mengulanginya lagi maka shalatnya tidak di terima (lagi) selama empat puluh pagi (hari).

Dan, jika mengulanginya ke empat kalinya, maka shalatnya tidak diterima (lagi) selama empat puluh pagi (hari). Jika di bertaubat maka Allah tidak mengampuninya dan dia mengguyurnya dengan air sungai al-khabal. ada yang bertanya,"Wahay Abu Abdurrahman (Nabi), apakah sungai al-khabal itu? Beliau menjawab, Air sungai dari nanah para penghuni neraka (HR.At-Tirmidzi 1862,shahih).

15. Perkataan Dusta dan Palsu

Rasulullah saw bersabda: "Barangsiapa tidak meninggalkan perkataan palsu dan pelaksanaanya, maka Allah tidak mempunyai kebutuhan untuk meninggalkan makanan dan minumannya (HR.Al-Bukhari 4/16,10/473)

Di dalam hadist ini terkandung dalil perkataan palsu dan pengalamannya dapat meleyapkan pahala puasa.

16. Memelihara Anjing, kecuali anjing pelacak, penunggu tanaman atau Berburu

Rasulullah saw bersabda: Barangsiapa memelihara seekor anjing, maka pahala amalnya dikurangi setiap hari satu qirath ( dalam riwayat lain: dua qirath ) kecuali anjang untuk menjaga tanaman atau pun anjing pelacak. (HR. Al-Bukhari 6/360, Muslim 10,240).

17. Wanita yang Nusyuz, Hingga Kembali Menaati Suaminya

Rasulullah saw bersabda: Dua orang yang shalatnya tidak melebihi kepalanya, yaitu hamba sahaya yang lari dari tuannya hingga kembali lagi kepadanya dan wanita yang mendurhakai suaminya hingga kembali lagi.

18. Orang yang menjadi imam suatu kaum dan mereka benci kepadanya

Rasulullah saw bersabda : Tiga orang yang shalatnya tidak melebihi telinga mereka, yaitu hamba sahaya yang lari dari tuannya sehingga dia kembali yaitu hamba sahaya yang lari dari tuannya sehingga dia kembali, wanita yang semalaman suaminya dalam keadaan marah kepadana, dan imam suatu kaum, sedang mereka benci kepadanya (HR. At-Tirmidzi 360)

Ada kisah yang dinukil dari Manshur, dia berkata" kami pernah bertanya tentang masalah imam. maka ada yang menjawab yang dimaksud hadits ini adalah imam yang zalim. sedangkan imam yang menegakkan sunnah, maka dosanya kembali kepada orang-orang yang membencinya.

19. Orang Muslim Menjauhi Saudaranya Sesama Muslim Tanpa Alasan Yang Dibenarkan Syariat. 

Dari Abu Hurairah ra, sesungguhnya Rasulullah saw bersabda:" pintu-pintu surga dibuka pada hari senin dan kamis, lalu setiap hamba yang tidak menyekutukan sesuatu dengan Allah akan diampuni, kecuali seseorang yang antara dirinya dan saudaranya terdapat permusuhan. lalu dikatakan: lihatlah dua orang ini hingga kedua berdamai. lihatlah dua orang ini hingga kedua berdamai.lihatlah dua orang ini hingga kedua berdamai.( HR.Muslim 16/122, 123)





Anda Terkena Diabetes? Ini Solusinya,,,Klik!